Publikasi - Advetorial - Iklan - Bisnis - Charity
Today
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Buya Mahyeldi Sosok Tanggap Dalam Bencana Merapi, Relawan Tsunami Aceh

Oleh Labai Korok Piaman

Bencana gempa bumi dan stunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 lalu, Buya Mahyeldi beserta rombongan relawan PKS Provinsi Sumatera Barat langsung hadir dilapangan, beliau ikut mengevakuasi korban stunamj yang meninggal pada waktu itu.

Sehingga Buya Mahyeldi termasuk sosok yang memiliki pengalaman bencana, dan figur sangat tanggap terhadap bencana dan paham terhadap penanggulangan bencana yang berat.

Langkah atau respon cepat ini beliau lakukan juga disaat terdengar kabar ada galodo lahar dingin Merapi di Tanah Datar, Agam yang sangat viral dimedsos

Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengumpulkan seluruh kepala dinas dalam rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait di Ruang Rapat Istana Gubernur, Sabtu (6/4/2024).

Bupati Tanah Datar, Eka Putra dan Bupati Agam, Andri Warman sebagai kepala daerah yang wilayahnya terdampak juga hadir secara daring atau virtual. Kordinasi yang harmoni sesama kepala daerah.

Mahyeldi meminta seluruh jajaran fokus terhadap langkah penanganan jangka pendek. Di antaranya, memastikan keselamatan setiap warga, agar tidak ada korban jiwa jika sewaktu-waktu banjir kembali terjadi.

Semua warga yang mesti dievakuasi, harus kita evakuasi. Sediakan pos pengungsian yang layak, sehingga semua korban bisa terbantu.

Selanjutnya terkait penyediaan kebutuhan konsumsi dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak. Gubernur menginstruksikan agar dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.

Gubernur Sumbar sudah instruksikan Kadis Kesehatan dan Kadis Sosial untuk bergerak hari ini. Dapur umum dan posko kesehatan harus berdiri.

Kemudian, Buya Mahyeldi, mintak PUPR lakukan pengerukan sedimen banjir lahar dingin yang menutup akses jalan. Selanjutnya penanganan jangka menengah yakni pengerukan sedimen material erupsi yang masih ada di hulu sungai. Tujuannya, agar aliran sungai tidak meluber keluar saat intensitas hujan tinggi.

Dengan langkah tersebut, Penulis meyakini bahwa ibarat lirik lagu seorang musisi Indonesia bahwa “badai akan pasti berlalu”, semua korban insyaallah akan bisa diselesaikan dengan kebijakan Gubernur Sumatra Barat.

On Trend

Terpopuler