Yohanes Wempi pada saat dirumuskan hari jadi Kabupaten Padang Pariaman masuk dalam tim pembahasan panitia khusus DPRD. Selaku anggota dewan hasil pemilihan dapil 3 Padang Pariaman (2×11 Enam lingkung lama, Nan Sabaris, dan Ulakan) terlibat aktif dalam perumusan penetapan dan memahami betul mengenai hari jadi HUT Padang Pariaman ini.
Walaupun Hari Jadi Padang Pariaman sudah beratus tahun, namun kondisi kedaerahan masih seperti daerah baru, ini wajar, dikarenakan saat berlakunya otonomi daerah terjadilah pemekaran Kabupaten Padang Pariaman menjadi tiga daerah otonom sekaligus.
Daerah barunya Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman dan terakhir daerah induk yaitu Kabupaten Padang Pariaman yang pusat pemerintahan harus pindah dari Kota Pariaman kelokasi lain. Maka dengan berpindahnya Kabupaten Padang Pariaman menyebabkan suasana menjadi baru, kondisi perkantoran yang baru pula, pembangunan lain harus diperjuangkan untuk diselesaikan.
Yang namanya posisi pengendalian pemerintahan berpindah, semua jajaran harus bekerja keras untuk menyelesaikan, Alhamdulillah Kantor Bupati dan beberapa dinas sudah selesai dipindahkan, sudah baru. Tinggal kantor DPRD Kabupaten Padang Pariaman yang perlu diselesaikan secepatnya agar Anggota Dewan yang terhormat bisa berada di Ibukota Kabupaten Padang Pariaman, Parit Malintang.
Dihari lahirnya Padang Pariaman ke 191 tahun pembangunan yang dilakukan oleh semua pihak tetap tumbuh dan berkembang, kerangka Padang Pariaman jadi daerah berjaya itu nampak dan peluangnya besar sekali.
Apalagi posisi Padang Pariaman berada didaerah penyanggah ibu kota provinsi, barang tentu ini peluang besar yang tetap direalisasikan secara maksimal.
Namun dari catatan Yohanes Wempi ada beberapa yang perlu segara dibenahi, diselesaikan, dituntaskan agar Padang Pariaman itu tetap berjaya diantaranya masalah lingkungan dampak dari jalan tol yang hari ini telah dirasakan dampak buruknya terhadap rakyat.
Bersambung..