
Oleh Labai Korok Piaman
Adat Piaman adalah adai Minangkabau yang diantaranya menganut sistem matrilineal atau garis keturunan berdasarkan garih padusi (ibu). Sehingga diminangkabau ini segala warih nan bajawek nan barupo harta pusako jatuah ka perempuan.
Maka semua adai nan rancak perlu diwariskan secara baik. Sehingga bermanfaat bagi kemaslahatan sosial yang ada di Piaman termasuk maantaan pabukoan kerumah mintuo (mertua).
Pada tulisan kedua ini menjelaskan bagaimana posisinya perantau, atau setelah menikah langsung merantau jauh, belum lagi mereka masuk bulan ramadhan.
Nah kesimpulan kewajiban maantaan pabukoan kerumah mintuo tetap menjadi keharusan yang dilakukan. Kini pertanyaannya minantu padusi kan dak dikapuang/merantau, baa cara maantaan pabukoan kerumah mertua tersebut. Kan tidak mungkin pulang kampung kepiaman lalu dilakukan kegiatan adai mantaan pabukoan tersebut.
Jawabnya adalah mantaan pabukoan dibulan ramadhan dilakukan oleh orang tua perempuan (padusi) dengan dusanak-dunsanak padusinya yang dirantau tersebut, artinya ritual maantaan pembukoan tetap dilaksanakan tampa dibatalkan karena merantau, jauh dinegri seberang.
Tetap maantaan pabukoan dilakukan seperti yang dijelaskan pada tulisan sebelumnya dengan judul “Gadih Piaman Perlu Tahu, Maantaan Pembukaan Mintuo”, kewajiban ritual maantaan pabukoan ini tetap dilaksanakan, ini kesempurnaan adai Piaman.
Jadi secara adai tidak ada alasan menantu perempuan tidak melakukan kegiatan maantaa pabukoan kerumah mertua, namun tetap maantaan pembukaan seperti kegiatan normalnya.
Namun fenomena sekarang banyak perantau yang tidak melakukan maantaan pembukoan ini, pengamatan penulis ini disebabkan beberapa faktor, bisa faktornya karena pemahaman adai Piaman yang menipis atau dak mengerti, alpa.
Atau memang perantau tersebut mengalami kesulitan ekonomi, namun sesulit ekonomi maantaan pembukoan tersebut sangat perlu dilakukan, wajib hukumnya dipiaman, pado adai menantu padusi nan maantaa namun suamilah yang bertanggung jawab memberikan dana atau uang untuk menyiapkan makanan yang diantaan ke orang tua laki-laki.
Semoga dengan adanya tulisan pendek ini, adai Piaman maantaan pembukoan tetap lestari baik bagi urang Piaman yang ada dikampung, maupun yang ada diperantauan. Maantaan pabukoan tetap terselenggara dengan tujuan mulia.
Diantara tujuannya adalah memperkuat ikatan antara menantu dengan mertua, yang dapat juga menambah amal ibadah, perantau jangan lupa maantaan pembukoan kerumah mertua mumpung akhir bulan ramadhan masih ada 9 hari lagi.