
Oleh Labai Korok
Setelah Abdul Wahid, Gubernur Riau ditangkap, Ustad Abdul Somad sempat memberi pernyataan bahwa Gubernur Riau hanya dipangil memberi keterangan oleh KPK, namun tidak di OTT. Akhirnya pernyataan ini menjadi perdebatan didunia maya, banyak netizen memojokan Ustad Abdul Somad.
Penulis dalam hal ini membela Ustad Abdul Somad (UAS), wajar ulama yang dicintai itu terjebak’ dalam situasi tersebut, istilahnya kena prank oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid yang tertangkap tersebut.
Dengan situasi genting, ketika proses Gubernur Riau tersebut dijemput KPK, lalu TIM UAS, ada yang menghubungi Abdul Wahid, ini tentu jawaban dari hasil komunitas tersebut yang muncul bahasa politis penuh makna bersayap, muncul kata-kata “Gubernur Riau dimintak keterangan Ustad”.
Nah disaat kejadian itu, UAS selaku tokoh, putra Riau wajar menenangkan situasi agar Riau tidak gaduh atau tidak bersileweran isu-isu yang merugikan tanah Melayu tersebut.
Nah akhir cerita KPK, ternyata menetapkan Abdul Wahib sebagai tersangka paska dijemput ke cafe, menurut pemikiran Penulis situas saat ini, kesimpulan UAS telah kena Prank atau diberikan kata “bersayap” yaitu dimintai keterangan oleh KPK”.
Pemikiran Penulis, situasi carut marut politik Indonesia, ulama sebesar UAS itu mudah di prank oleh politisi-politisi, karena UAS tidak pemain lapangan, beliau hanya ulama memberikan petuah-petuah dari data yang ada, lalu diberikan lah oleh orang sekelilingnya info-info sesat, yang khusus masalah prilaku negatif pejabat tidak pernah didapat oleh UAS.
UAS dalam hal ini, telah di prank, akhirnya terjebak dalam keadaan tersebut. Secara harfiah Ini Prank artinya adalah “lelucon praktis” atau “tipu daya yang menghibur,” yang bisa berisi humor atau terkadang jahat. Dalam konteks modern, istilah ini sering digunakan untuk aksi menjahili yang direkam untuk diunggah ke media sosial, dengan tujuan mendapatkan viral dan hiburan.
Nah posisi UAS dalam hal ini, perlu dimaklumi atau dimaafkan karena UAS tersebut telah di prank oleh Gubernur Riau sendiri atau orang-orang lingkaran Wahid disaat dihubungi, ketika kasus itu terjadi.
Secara teori politik aliran dukungan UAS selama ini pada Abdul Wahid memang besar. Ustad Abdul Somad mengakui bahwa dirinya membantu Abdul Wahid dalam kampanye di Pilkada Riau 2024.
Dukungan itu diberikan Ustad Abdul Somad lantaran melihat latar belakang Abdul Wahid yang cukup penuh perjuangan
Di mana kata Abdul Somad, Abdul Wahid merupakan seorang anak yatim dari Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
“Anak yatim. Di Simbar. Kampung di Indragiri Hilir. Dikirim ibunya mondok ke Canduang,” tulis tokoh agama yang kerap disapa UAS itu.
Hingga akhirnya kata UAS, Abdul Wahid bisa kuliah di Fakultas Tarbiyah, UIN Suska Riau dari biaya yang didapat saat menjadi kuli bangunan.
Selama berjuang di usia muda, Abdul Wahid kerap numpang hidup di Kantor PKB. Hingga kemudian bisa duduk di kursi DPRD Provinsi Riau.
UAS mengaku sudah berjuang dengan Abdul Wahid sejak tahun 2019 dan keliling Indragiri Hilir. Saat itu Abdul Wahid menjadi anggota DPR RI.
Hingga 2024, kepada UAS, Abdul Wahid mengaku ingin bertarung di Riau 1 untuk menjadi Gubernur Riau.
Lalu saat kampanye Abdul Wahid berjanji pada UAS akan menjalankan program yang berpihak pada ummat seperti membuat Islamic Center, memberi insentif guru ngaji, memberi insentif penyelenggara jenazah, beasiswa pada putra Riau untuk kuliah agama, dan seterusnya.
Dengan latar belakang Abdul Wahid yang mulai dari sekolah bawah masuk sekolah agama, lalu pesantren, setelah itu kuliah di universitas Islam dan kehidupan juga bergabung di partai berbasis ummat yaitu PKB.
Jadi menurut Penulis UAS secara aliran pribadi wajar saja mendukung dan membantu seorang sosok seperti Abdul Wahid tersebut, namun Ustad Abdul Somad tentu hanya manusia biasa yang bisa di prank orang atau salah memilih, jadi mari maklumi atau maafkan Ustad Abdul Somad jika netizen menganggap pilihannya selah.
Namun menurut Penulis teryata Allah SWT juga sayang sama UAS dan masyarakat Riau secara keseluruhan karena prilaku Gubernur Riau tersebut cepat diperlihatkan oleh Allah SWT, lalu ditangkap, sehingga beban jangka panjang tidak terjadi.
