
Oleh Labai Korok Piaman
Pagi ini anak bujang, duduk disekolah menengah atas (SMA) ikut acara pesantren ramadhan yang diwajibkan oleh pihak sekolah. Sedangkan pesantren ramadhan ini sudah dilaunching oleh Buya Mahyeldi, Gubernur Sumatera Barat secara resmi.
Pada waktu itu ribuan siswa-siswi, SMA, SMK dan SLB se-Sumbar, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Buya Mahyeldi, meresmikan dimulainya program Pesantren Ramadhan 1445 H/2024 M di halaman Istana Gubernur Sumbar pada Rabu, (06/03/2024).
Perlu diketahui bahwa pesantren ramadhan asal muasalnya istilahnya dari pesantren kilat, yang identik dengan bulan ramadhan.
Kenapa?. Karena istilah pesantren ditambah dengan kata kilatnya hanya muncul di bulan mulia ini. Pesantren adalah tempat menuntut ilmu agama. Biasanya disertai dengan sistim boarding atau asrama. Sementara pesantren kilat adalah istilah untuk kegiatan keagamaan dadakan yang dilaksanakan di bulan ramadhan.
Manfaat mengikuti pesantren kilat yaitu selain mendapatkan ilmu agama dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusus juga memperoleh banyak pengalaman berharga misalnya, berlatih mandiri, rasa sosial dan setia kawan jadi lebih meningkat serta memupuk rasa kebersamaan.
Sedangkan untuk tujuan pesantren kilat ini hampir sama dengan manfaat pesantren kilat yaitu untuk menanamkan iman dan takwa yang lebih kuat lagi.
Pesantren ramadhan ini juga sarana bersosialisasi anak-anak sekolah dilingkungan nagari/desa, lingkungan korong/jorong, lingkungan RT/RW yang terkadang mereka tidak saling kenal.
Seseorang anak yang telah mempunyai keterampilan bersosialisasi akan bisa memilih teman bergaul yang baik, yang tidak menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif.
Dengan keterampilan dalam bergaul, dimana keterampilan tersebut telah dilandasi dengan dasar-dasar akhlak yang luhur, maka ia bisa memilih dan memilah, mana teman yang harus diikuti dan mana teman yang harus dijauhi.
Sehingga keberadaan pesantren ramadhan sangat penting keberadaanya tersebut. Sepengetahuan Penulis pesantren ramadhan atau pesantren kilat ini sudah membudaya di kabupaten dan kota se-Sumbar semenjak tahun 2005an.
Penulis ingat betul dimasa itu meriah pesantren ramadhan tersebut, seperti di k
Kabupaten Padang Pariaman seking meriahnya dibawah kepemimpinan Almarhum H. Muslim Kasim acara pesantren ramadhan tersebut diadakan dimasjid Nagari yang hanya bukak sekali seminggu yaitu setiap sholat Jumat.
Berkat kebijakan almarhum H Muslim Kasim tersebut pada akhirnya masjid nagari yang tutup tiap hari dengan adanya pesantren ramadhan, kebijakan Bupati pada akhirnya bukak setiap hari.
Kemeriahan pesantren ramadhan ini sangat lengkap dimana yang mengelola acara dan kegiatannya adalah ulama-ulama lokal, anak mahasiswa nagari yang aktif dakwah kampus, yang ada dilingkungan masjid tersebut.
Lengkap sudah bahwa anak didik harus ikut acara pesantren ramadhan di lingkungannya, pengelolaan adalah ulama-ulama lokal setempat.
Sekarang Penulis masih berbanga acara pesantren ramadhan tingkat SMA/SMK masih terlaksana di masjid-masjid atau musholla setempat, namun jika ada sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD) yang tidak dilaksanakan lagi pesantren ramadhan maka mari para Bupati atau Walikota kita kritisi untuk tetap melaksanakan program mulya untuk imtaq ana nagari ini. Bupati dan Walikota perlu peduli dengan mencetak generasi muda beriman.