Catatan ; Labai Korok Piaman (Pileg 2024)
Kehidupan masyarakat hari ini memang dalam kesusahan, daya beli masyarakat rendah, pendapat masyarakat efek dari cairnya dana APBD dan APBN belum mengalir. Sehingga masyarakat dikasih uang oleh calon anggota legislatif akan diterima, malah ada yang minta uang menjelang pencoblosan.
Saat pencoblosan, berakhir semua pilihan mayoritas ditentukan oleh uang, pemberian uang, teori ini berlaku diluar pilihan presiden dan DPD RI. Tapi kalau pilihan DPR RI atau DPRD boleh disimpulkan bahwa uang, pemberian uang, hasil pemilihan menjadi tolak ukur.
Pantas saja sosok calon anggota (caleg) membuat status di Facebooknya, sosok caleg ini puluhan tahun dibirokrasi berkomentar isinya adalah ; “Luar biasa tidak dikenal, tanpa APK & tak pernah berkunjung tapi suaranya melejit”.
Aneh menurut dia tapi jawabannya yaitu dek gara-gara hujan sadirok hilang panah setahun, ini diartikan bahwa dipastikan perubahan suara tersebut karena pemberian uang dari sang caleg kepada pemilih.
Penulis sudah beberapa kali ikut Pileg, beberapa kali juga menjadi konsultan politik, namun pada pemilu 2024 ini pemberian uang (money politik) sangat menggila, Penulis bisa sampaikan rata, mayoritas yang terpilih dipastikan menyiram masyarakat.
Politik uang (money politik) yang ini memang memberatkan bagi Penulis yang juga berkompetisi atau maju juga menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, dibeberapa tempat Penulis memprediksi akan banyak suara Penulis karena dititik itu Penulis ada kegiatan, ada masang atribut serta berinteraksi langsung dengan pemilih.
Ternyata setelah dilihat hasil dipemilihan ternyata di sana suara Penulis tidak ada, begitulah kejamnya money politik menghancurkan basis yang sudah dirawat tahunan.
Dari data yang Penulis dapatkan bahwa money politik periode Pemilu 2024 ini terbuka, terang-terangan, tampa ada rasa bersalah dan itu bukan kejahatan dalam proses itu terjadi.
Saat ini proses penghitungan sedang terjadi, Penulis masih menunggu, apakah yang duduk, caleg terpilih nanti semuanya melalui money politik atau tidak, nanti akan nampak.
Jika yang duduk sekarang karena money politik maka Pemilu 2029 yang akan ikut jadi caleg atau ikut calon kepala daerah disiapkan saja uang untuk beli suara masyarakat, kalau hari ini harga suara caleg Propinsi berkisar Rp. 100. 000,00, maka pada tahun 2029 naik menjadi Rp. 200.000.00.
Betul juga kata senior politisi perempuan Kota Pariaman, jika mau maju jadi kepala daerah siapkan saja dana satu suara seratus ribu, kali berapa target suara akan atau mau diperoleh, diyakini bisa duduk jadi anggota dewan dan kepala daerah.