Oleh Labai Korok Piaman
Mimbar Minang News – Akun medsos Bung Fahri Hamzah merilis survey terakhir nasional, bahwa mutasi suara Ganjar ke Anies sebesar 5,8%, sedangkan Ganjar ke Prabowo hasil cawe-cawe Jokowi hanya 2,8% dalam rentang survey 28 Oktober sampai 3 November 2023.
Dari catatan Penulis mutasi suara besar-besaran dari Ganjar ke kubu Anies, diantaranya karena penetapan Calon Wakil Prabowo adalah Gibran dan Penulis meyakini mutasi suara ini akan terus berlanjut paska pamannya Gibran diberhentikan jadi Ketua MKMK.
Pertanyaannya kapan mutasi suara dari Prabowo ke Anis akan terjadi, menurut analisa Penulis akan dimulai disaat gonjang-ganjing politik hasil cawe-cawe Jokowi makin serius sehingga kemajuan rakyat secara politik dan pencinta demokrasi terjadi.
Diyakini momen ini kedepan akan terjadi salah satunya adalah ada isu aparat dikerahkan memasang gambar Kaesang dan Prabowo Gibran dan isu Prabowo sudah tua, Gibran yang songong akan menentukan perubahan pilihan.
Hitung-hitungan jika petahana pecah menjadi dua kubu maka kubu ketiga yang dikatakan kuda putih atau kuda hitam akan menang yaitu pasangan Amin akan mendapat limpah suara dalam pemilu 2024.
Salah satunya dari pemilih yang belum menentukan sikap memilih siapa, dari pemilih yang 50% masih menyatakan bisa merubah pilihan dan terakhir dari margin error survey itu sendiri yang menyebabkan Anies Baswedan menang diatas angka 52% dari penerawangan logika Penulis.
Wajar saja dimedsosnya Bung Fahri Hamzah mengkhawatirkan adanya mutasi 6% suara dari Ganjar ke Anies dalam temuan survey Indonesia pada bulan 3 November sebelum MKMK memberhentikan atau memecat pamannya Gibran jadi Ketua Mahkamah Konstitusi yang sekarang sudah diplesetkan jadi Mahkamah keluarga (MK).
Sekelas Bung Fahri Hamzah loyalis Gibran saja sudah galau melihat fenomena mutasi suara Ganjar ke Anies tersebut, apalagi nanti diketahui akan ada mutasi suara Prabowo ke Anies, Penulis khawatir Bung Fahri Hamzah bisa terkena stroke seperti Prabowo.
Menangnya Anies secara alam takambang jadi guru itu sudah sirkulasi alam, banyak proses pemilihan langsung yang pertahanan itu kalah karena posisi calon tiga pasang. Apalagi posisi tiga pasang tersebut yang dua pasang lagi masih satu klaster atau sama basis masa, indiologi, politik, ini sudah dipastikan pertahanan yang pecah tersebut kalah dalam satu putaran[*].