Publikasi - Advetorial - Iklan - Bisnis - Charity
Today

Feri Amsari dan Guru Besar Turun Kejalan, Sikap Intelektual Minang

Oleh Labai Korok Piaman

Pendiri bangsa ini mayoritas orang Minang, jadinya negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) ini pemilik saham terbesar pendirinya adalah orang Minangkabau, ini catatan sejarah tidak bisa dihilangkan oleh cawe-cawe politisi saat ini.

Kita kenal Mohammad Hatta, KH Agus Salim, Tan Malaka, Bung Syahrir dan nama lainnya yang merupakan orang Minang. Bahkan, salah seorang tokoh perempuan yang sangat fenomenal Rohana Kudus, juga berasal dari Minangkabau.

Semua tatan demokrasi, hidup berbangsa dan bernegara kesemua dirumuskan secara adil dan bijaksana oleh pendiri bangsa ini, paling banyak orang Minangkabau.

Sekarang kondisi demokrasi NKRI di pudarkan dan dirusak tatanannya oleh cawe-cawe Presiden Republik Indonesia, Jokowi, hal ini yang hari ini diperjuangkan oleh Feri Amsari. Beliau meluruskan ketimpangan, ketidak adilan dan penyimpanan hukum disaat pemilu 2024. Bisa kita saksikan disetiap dialog yang ada disiaran tive nasional, internasional dan lokal.

Ternyata apa yang dilakukan oleh Feri Amsari tidak sendiri, sekarang beliau dapat dukung dan gerakan bersama dari semua guru besar yang ada di Indonesia ini.

Sejumlah guru besar dan akademisi lintas kampus berkumpul, dan telah membuat sikap bahwa menyatakan turun ke jalan menyuarakan kemunduran demokrasi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pada Hari Kamis lalu, tanggal 14 Maret 2024 mereka menggelar kegiatan Temu Ilmiah Universitas Memanggil di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.

Adapun kegiatan Temu Ilmiah-Universitas Memanggil bertujuan mengumpulkan berbagai lapisan masyarakat dan akademisi dari kampus-kampus Jakarta, untuk mengingatkan pemerintah tidak merusak proses demokrasi yang diperlihatkan tanpa malu pada akhir-akhir ini.

Mereka para guru besar ini akan turun kejalan, maka secara tidak langsung ini sudah sesuai dengan perjuangan yang dilakukan oleh teman Penulis yaitu Bung Feri.

Sekarang pertanyaannya bagai mana kalangan intelektual Minangkabau yang ada dikampung dan perantau, apakah ikut bagian menjadi generasi muda, generasi pejuang untuk mempertahan NKRI ini seperti pahlawan Nasional dari Minangkabau yang telah melahirkan bangsa dan negara ini.

Atau intelektual Minangkabau hanya sebagai penonton menikmati jatah-jatah kekuasaan, atau jadi pecundang yang menikmati kerusakan hukum dan demokrasi hari ini yang tidak ada hubungan secara langsung dengan kehidupan kita.

Penulis mengajak semua intelektual Minangkabau baik yang ada dikampung seperti bernaung dikampus-kampus, dipesantren-pesantren, dan tempat intelektual lainnya untuk bangkit ikut memperbaiki negara dan bangsa ini yang telah runtuh etik, hukum dan demokrasinya. Bergabung bersama Guru besar yang dijelaskan diatas.

Begitu juga intelektual Minangkabau yang ada di perantau, mari ikut menjaga demokrasi, hukum, NKRI seperti nenek moyang kita telah melahirkan bangsa dan negara ini melalui perjuangan fisik dan pemikiran yang utuh. Jangan perantau bagian dari perusahaan NKRI ini. Kita ras Minangkabau adalah ras para pahlawan pendiri republik Indonesia ini.

Bung Feri Amsari yang nota bene orang Minangkabau telah memberikan tauladan perjuangan, para guru besar sudah hadir memperbaiki negri ini melalui sikapnya, maka generasi intelektual Minangkabau hari tampil juga seperti yang dicontohkan oleh para pahlawan pendiri republik ini yang semua kakek kita orang Minang.