Oleh Labai Korok Piaman
Malam tadi pukul 02,00 Wib masuk informasi kedalam Wa Group Piaman Laweh bahwa beberapa sungai didaerah Padang Pariaman meluap alias banjir, masyarakat sudah resa, mau kemana akan mengungsi karena semenjak jalan tol dibangun banjir seperti itu sudah sering terjadi.
Namun Pemerintah Daerah belum pernah menyiapkan antisipasi secara konferensi atau belum ada kebijakan yang bisa mengantisipasi banjir, serta jalur evakuasi belum tersedia.
Malam tadi banjir akibat luapan sungai diluar akal sehat masyarakat Padang Pariaman terjadi lagi yang berada di tempat aliran sungai terbesar. Sejarahnya sudah berpuluh tahun hidup sekitar sungai, sekarang hujan 5 jam langsung banjir.
Data yang Penulis dapatkan dari BPBD pada banjir sebelumnya menyebutkan, bahwa banjir bisa terjadi di 47 titik, longsor juga bisa mengancam.
Sedangkan terdampak bencanana ada lebih kurang 1. 526 Kepala Keluarga yang tersebar, sedangkan jumlah area terdampak yaitu 52 Nagari. Kecamatan terparah tersebut adalah Lubuk Alung, Enam Lingkungan, Nan Sabaris, Batang Anai, Ulakan Tapakis, Sintuk.
Menurut kajian Penulis, secara teori pembangunan jalan tol dilarang melalui lahan pertanian, rawa serapan air, rimba yang membantu memperlambat aliran air ke sungai dan lainnya sudah beralih fungsi akibat jalan tol, berakibat banjir sudah langganan ketika hujan terjadi.
Penulis sudah nyinyir agar perlu kaji ulang secara teliti kaidah-kaidah pertimbangan dampak lingkungan dan kaidah aturan tentang kontruksi pembangunan profesional sebuah jalan, di mana penentuan lokasi ruas tol pada perencanaanya harus memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek geometri, hidrologi, lalulintas, geotektonik dan konstruksi.
Oleh karena itu, diperlukan analisis dan metode atau teknik yang tepat supaya jalur ruas tol perlu kesesuaian lahan, yang nantinya diperoleh lahan yang benar-benar sesuai sebagai peruntukan jalur jalan tol.
Pembangunan jalan tol harus lahan ada drainase permukaan dan tidak lahan yang memiliki genangan air, disamping itu lahan yang di prioritas memiliki kemiringan kurang dari 8°). Begitu juga jenis tanah yang prioritas lahan tanah keras bergradasi kerikil & pasir sehingga pembangunan jalan akan lebih baik dan bagus.
Banjir sebelumnya dan makan tadi memberikan pelajaran bagi pemangku kepentingan seperti Kepala Daerah, Anggota Dewan Kabupaten sampai Pusat dan pejabat lainnya bahwa sudah ada fenomena banjir besar yang tidak pernah terjadi selama ini. Apakah ini karena dampak lingkungan jalan tol?.
Berharap kajian konferensif dilakukan secara tepat dan menyeluruh, terutama berkaitan dengan dampak lingkungan dari jalan tol Padang-Sincincin (Sumatra Barat) yang bisa mengantisipasi bencana banjir dan lainnya.