Mimbarminangnews.com – Masyarakat Nagari di Padang Pariaman masih menjakakan kehidupa saling membantu, saling bekerjasama dan bergotong royong (Goro). Salah tapilan sosial ini diwujudkan oleh masyarakat Anduriang saat jalan Kabupaten kondisi lonsor, lalu dibersihkan bersama-sama.
Selaku anak Nagari Piaman, tentu Yohanes Wempi hadir digoro tersebut membawa ole-ole, buah tangan agar bencana longsor tersebut bisa diselesaikan dan jalan kendaraan bisa lagi masuk.
Kegiatan gotong royong ini mengingatkan Yohanes Wempi pada tahun 1997 disaat pernah jadi sekretaris karang taruna desa (sekarang nagari), dimana gotong royong setiap Minggu dipagi hari sampai siang, sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kito memperbaiki fasilitas umum.
Nah dengan masih ada budaya gotong royong anak nagari ini, wangat wajib dan perlu dikembangkan, jika Goro mau bagus, perlu melalui pokir anggota DPRD Provinsi Sumbar, maka dialokasikan dananya.
Gotong royong dan budaya bersosial itu ternyata masih banyak dilakukan ditengah anak nagari pariaman, salah satu tradisi yang disebutkan diatas (Goro) selalu dilakukan dengan musyawarah awalnya.
Kita ambil kegiatan lain, ada juga gotong royong yang bisa menambah pendapatan petani contoh atau misalnya Julo-Julo Tukang. Julo-Julo atau dalam Bahasa Indonesia bisa kita sebut semacam arisan atau menabung. Hal yang ditabung dapat berupa uang, emas, beras, perlengakapan rumah tangga serta jasa.
Hasil dari kegiatan julo-julo ini digunakan untuk saling membantu yang kekurangan. Misal Julo-Julo Tukang/Tani, masyarakat atau anggota Julo-Julo saling membantu dalam menggarap lahan pertanian yang mendatangkan hasil.
Yohanes Wempi berpikir bahwa gotong royong dan kebersamaan tersebut, dan yang lain perlu ada progam khusus dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, tentu pokir bisa diarahkan kesana, Yohanes Wempi memiliki program Goro melalu pokir nanti jika terpilih.