
Kudus – Mimbar-minangnews.com, Kontingen Sumatera Barat menorehkan hasil membanggakan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri II 2025 di Kudus, Jawa Tengah. Hingga penutupan, kontingen Ranah Minang sukses mengoleksi 25 medali: terdiri dari 7 emas, 9 perak, dan 9 perunggu.
Dengan hasil itu, Sumatera Barat menempati peringkat kedelapan nasional, sekaligus menjadi provinsi terbaik kedua di Pulau Sumatera setelah Sumatera Utara.
Wajar, mereka pulang ke Ranah Minang dengan spirit lebih baik ke depan. Ya, dari Kudus, Sumbar kirim sinyal kebangkitan. Optimistis lebih baik ke depan.
Dari sepuluh cabang olahraga yang dipertandingkan, Sumbar turun di sembilan di antaranya: tarung derajat, pencak silat, taekwondo, gulat, judo, sambo, karate, wushu, dan shorinji kempo, sementara jiujitsu menjadi satu-satunya yang tidak diikuti.
Cabang sambo menjadi lumbung medali dengan torehan tiga emas, satu perak, dan tiga perunggu. Medali emas diraih oleh Yusril Mahendra (Sport 53 kg putra), Husnul Amri (Sport 98 kg putra), dan Hari Kharsana Raynold (Combat 98 kg putra).
Sambo juga menyumbang satu perak lewat Anggun Anugrah R (Sport 54 Kg Putri) serta tiga perunggu dari Listiana Yamiatul, Rahmat Hidayat, dan M. Marchio Verdo.
Cabang gulat menambah dua emas lewat Yusma Deswita (55 kg putri) dan Randa Riandesta (86 kg putra), serta satu perunggu oleh Gilang Triawan Riandesta (65 kg putra).
Dari shorinji kempo, Suci Kurnia Dewi menyumbang emas (Randori 65 kg putri), empat perak disumbangkan Nur Oktaviani, Farhan Jevannecos, Afdal Yusra, dan satu perunggu oleh Ardi Kurniawan.
Sementara dari pencak silat, Fadlan Rusli menyumbang emas (kelas E 65–70 kg putra), disusul dua perak oleh Muhammad Farid dan Paula Listi, serta dua perunnggu
Rheydho Shabilillah (Kelas D Putra) dan Zahra Fadli (Kelas D Putri)
Cabor tarung derajat meraih tiga perak (Dewi Yosillia, Vebi Sasmita Husna, dan Wahyunus Pratama),
Sedangkan taekwondo menambah dua perunggu melalui Qisthy Humairah (U-49 kg putri) dan Genta Al Gifari (U-80 kg putra).
Tiga cabor lainnya— judo, karate, dan wushu— belum berhasil meraih medali, namun tetap menunjukkan perjuangan maksimal.
Ketua Umum KONI Sumatera Barat Hamdanus menyebut hasil ini sebagai bukti kebangkitan olahraga Sumbar.
“Capaian ini menunjukkan bahwa atlet beladiri Sumbar memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Mereka sudah berjuang maksimal dan membawa nama daerah dengan penuh kebanggaan,” ujar Hamdanus.
Ia berterima kasih kepada seluruh atlet, pelatih, dan pengurus cabor yang telah bekerja keras.
“Berkat kolaborasi yang luar biasa ini, kita bisa pulang dari gelanggang PON Beladiri II Kudus dengan kepala tegak,” tambahnya.
Sekretaris Umum KONI Sumbar Anandya Dipo Pratama menegaskan, raihan di Kudus menjadi fondasi penting bagi pembinaan jangka panjang.
“Semangat dan kebersamaan kontingen menjadi modal berharga untuk masa depan olahraga beladiri Sumbar. Ini menjadi fondasi kuat untuk pembinaan jangka panjang,” ujarnya.
Dengan hasil ini, KONI Sumbar kini fokus melakukan evaluasi total program pembinaan, menjadikan capaian di Kudus sebagai titik awal kebangkitan menuju PON 2028 di NTB–NTT. (*)
